Halaman

regina

regina

Kamis, 09 Februari 2012

cerpen - Tatapan Mata (by Regina Rawe)


Namaku Galih. Aku adalah kepala polisi di daerah ini. Sudah sebulan ini aku dipusingkan oleh kejadian yang aneh. Tiga mayat laki-laki ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan. Mayat-mayat ditemukan tanpa pakaian atas dan kedua bola matanya hilang. Mayat pertama ditemukan warga di pinggir sungai dan sudah diketahui identitasnya. Dia adalah seorang pengusaha muda yang cukup tampan. Menurut keluarga dan kerabatnya, mayat yang diketahui bernama Galang itu adalah pemuda yang baik dan tidak memiliki musuh. Tapi ada salah satu teman yang paling dekat dengannya mengatakan bahwa Galang pernah bercerita kalau dia sedang dekat dengan seorang gadis yang entah siapa. Mungkin itu bisa menjadi keterangan yang berarti, namun sulit diterima logika jika seorang gadis yang melakukan hal keji seperti itu.

Korban kedua ditemukan di sekitar alang-alang sebelah lapangan yang memang jarang dipakai dan dilalui warga. Kondisinya sama seperti mayat sebelumnya yaitu tanpa pakaian atas dan tanpa kedua bola matanya. Tapi si pembunuh kali ini seakan mempermainkan kami penyidik kepolisian. Dia menempelkan kartu tanda pengenal korban di dada mayatnya itu. Benar-benar perbuatan keji. Leleki korban kedua ini adalah seorang model majalah yang cukup terkenal. Dari keterangan keluarga dan kerabatnya juga mengatakan bahwa korban bernama Lihan tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Dan terakhir kali sebelum dia menghilang, selesai melakukan pemotretan dia menerima telepon yang sepertinya dari seorang wanita kemudian dia langsung bergegas pergi.

Korban ketiga sampai saat ini belum diketahui identitasnya. Kali ini si pembunuh tidak menyisakan tanda pengenal korban sama sekali. Dia ditemukan warga di semak-semak dekat taman bermain anak-anak. Dengan kondisi yang sama seperti dua korban sebelumnya tentu saja kami yakin bahwa yang membunuh mereka adalah orang yang sama. Aku benar-benar tidak ingin ada korban selanjutnya. Sebagai kepala polisi tentu aku bertanggung jawab untuk menyelidiki kasus ini. Kabar berita tentang kejadian ini sudah tersebar luas dan membuat panik warga. Benar-benar suatu tugas yang paling berat selama aku menjabat jadi seorang kepala polisi.

Malam ini aku menghabiskan waktu di kantor, sementara yang lain pulang kerumah masing-masing. Aku sadar kalau di rumahkupun ada seorang isteri yang menungguku, tapi sebisa mungkin telah aku rayu agar dia hanya ditemani adikku dirumah karena aku masih ingin menyelidiki kasus ini. Diruanganku yang tak seberapa luas aku berfikir sendirian. Suasananya begitu sepi. polisi lain memang ada juga yang mendapat piket malam, tetapi sepertinya mereka sedang asik menonton televisi.

Di atas meja kantorku terdapat bingkai foto isteriku. Aku memandanginya dan teringat masa lalu tentang mantan kekasihku. Dulu aku begitu mencintainya, tapi aku harus merelakannya untuk wanita pilihan orang tuaku yang kini adalah isteriku. Di ruangan ini pun penuh kenangan, Maila mantan kekasihku itu pernah memberku kejutan dengan datang dan membawakan hadiah saat hari ulang tahunku yang waktu itu bahkan aku sendiri tak mengingatnya. Sebuah buku tantang fenomena aurora di langit dia bingkai dengan sangat cantik. Hingga kini aku masih menyimpannya. Perlahan aku buka laci mejaku dan aku temukan kotak hadiah itu. Aku buka dan ternyata isinya pun masih utuh. Sebuah buku dan sepucuk surat. Surat itu aku baca lagi dan aku pahami isinya .

Percayakah kamu kalu aku pernah melihat aurora sungguhan?

Benar-benar indah dengan warna-warni yang terlukis di langit

Tapi taukah kamu?

Bagiku itu belum seberapa kalau aku bandingkan dengan kerlingan matamu

Berkedip perlahan dengan bola mata yang begitu indah,

berbinar dan serasi berada di wajahmu

Tatapan yang kian hari membuat getaran dalam hati ini terasa menyesakkan

Membuat aku tidak pernah ingin kehilanganmu

meski sekedar hanya dalam pikiran atau bunga tidurku.

Maila

Kata-katanya benar-benar indah. Maila bilang, dia sangat mengagumi bola mataku. Dia begitu bahagia jika aku menatapnya. Bicara tentang mata, aku jadi teringat lagi pada mayat-mayat itu. Menyedihkan dengan keadaan tanpa bola mata. Seketika terlintas juga di fikiranku, tampat-tempat ditemukannya mayat itu juga sepertinya tidak asing. Korban pertama di pinggir sungai itu tempatnya sama seperti saat pertama kali aku bertemu dan berkenalan dengan Maila. Kemudian korban kedua di alang-alang itu seperti tempat aku berkencan dengan Maila dan kita menjadi sepasang kekasih. Terakhir tempat korban ketiga di dekat taman bermain itu saat terakhir aku bertemu Maila dan mengatakan bahwa aku akan menikah dengan wanita lain.

Aku terkejut dengan pikiranku sendiri. Ditambah lagi kata pertama nama kedua korban itu jika digabungkan seperti namaku. Korban pertama yang bernama GALang dan kedua bernama LIHan. Menjadi GALIH. Tuhan, ini tidak mungkin. Aku tidak percaya. Apakah mayat-mayat itu sebuah pesan untukku. Aku benar-benar gelisah. Jantungku berdebarnya makin kuat dan nafasku seolah terhalang karena terlalu takut. Kemudian tanpa pikir panjang, aku langsung bergegas pergi ke tampat Maila.

Saat itu sudah pukul 2 dini hari. Maila tinggal di sebuah rumah kontrakan sendirian. Aku langsung menghampiri rumah itu setelah turun dari mobil yang kukendarai. Aku coba mengetuk pintu kamarnya namun tidak ada jawaban. Aku kesal dan mencoba membuka pintu itu. Dan ternyata tidak terkunci. Aku masuk dan mencari Maila sambil memanggil namanya. Terdengar suara musik dari sebuah kamar, aku lalu menghampiri dan membuka pintu kamar itu. Maila ada disana. Dia sedang duduk di depan cermin sambil menyisir rambut dan bernyanyi-nyanyi kecil.

“Akhirnya kau datang, Galih.” Ucap Maila

Aku tersentak, Maila mengetahui kalau aku yang datang.

“Aku sudah lama menunggumu, Galih. Tentunya pesan-pesan yang aku kirimkan untukmu bisa kau pahami. Aku yakin kalau kau ini kepala polisi yang hebat.” Ucap Maila dengan nada yang begitu tenang

“Apa maksudmu, Maila?” tanyaku masih bingung

“Kau tentu tau maksudku, Galih. Aku hanya ingin bertemu denganmu.” Kata Maila

“Jadi benar kau yang membunuh mereka?” tanyaku dengan sedikit gemetar tidak percaya dengan yang terfikir saat itu.

“Tidak. Aku hanya inginkan bola mata mereka, tetapi tidak ada yang seindah milikmu, Galih.” Ucap Maila dengan nada yang masih tenang

“Kau gila, Maila!” ucapku kesal

“Aku memang tergila-gila padamu, Galih. Aku rindu kau menatapku dengan senyum dan tatapan dari bola matamu yang indah itu.” Ucap Maila dengan nada yang mulai getir

“Tapi bukan begini caranya. Kau telah membunuh mereka, Maila. Apa kau tidak kasihan pada mereka?” tanyaku dengan sikap setenang mungkin

“Untuk apa aku mengasihani mereka? Kaupun tidak pernah kasihan padaku.” Bentak Maila

Sebisa mungkin aku bersikap tenang.

“Maafkan aku, Maila. Aku tidak berniat menyakitimu.” Ucapku mencoba meyakinkan Maila

“Bohong! Kau itu jahat, Galih. Kalau kau tidak mau menyakitiku harusnya kau tidak menikahi wanita lain.” Maila mulai marah

“Sungguh aku minta maaf, Maila. Aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak punya pilihan lain.” Ucapku menenangkan Maila

“Aku tidak percaya, kau hanya mempermainkanku dan kemudian meninggalkanku, padahal aku sangat mencintaimu hingga aku telah berikan semuanya untukmu bahkan kehormatanku.” Maila mulai menangis

“Sungguh aku tidak berbohong, Maila. Aku juga sangat mencintaimu. Maafkan aku, Maila. Kita bisa bicarakan ini baik-baik.” Ucapku

“Untuk apa kita bicara baik-baik? Semuanya sudah terlambat. Ini adalah pertemuan terakhir kita.” Ucap Maila

Aku tidak sadar sedari tadi Maila menggenggam pistol di tangannya. Pistol itu langsung ia tembakkan ke dadanya. Aku benar-benar terkejut melihat kejadian ini. Aku langsung mendekati Maila yang terkapar beberapa meter dariku. Hatiku begitu terpukul. Berkali-kali aku mengatakan bahwa aku benar-benar mencintai Maila disaat maut sedang menghampirinya. Dan aku selalu ingat kat-kata terakhir yang keluar dari mulutnya.

“Aku bahagia dapat menatap matamu disaat terakhirku, Galih. Aku bukan orang jahat, aku ingin mataku ini kau donorkan pada orang yang tidak bisa melihat indahnya dunia ini. Aku mencintaimu, Galih.” Dan nafas terakhirpun ia hembuskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ga kerasaa temaannn :D

hmm,
wktu lulus UN pasti noh pd sibuk buat msuk PT . ya taulah tmen" SMA pasti.a pgen yg trbaik buat masa depan, trmasuk gue donk (hehe) .
stngah mati tu stres.a, dimulai dri ikut pmdk yg ga ktrima smua akhir.a pasrah ikut spmb unsoed .
pilihan pertama udh pasti TEKNIK SIPIL, ya sbner.a itu cita" babeh .
pilihan 2 ngasal dah tu AGROTEKNOLOGI, pdhl sma skali gatau tu jurusan apaan (hadudu, nekat.a)
abis tes unsoed, dftar um upi jg milih PGSD, nah yg ini saran mama . pdhl kga ada tmpang jd guru sd, yg ada tu bocah" gue jitakin . Haha .
belum juga tes um upi udh ada pngumuman ktrima d unsoed, jd males dah upi.a .
pdhal yg ktrima pilihan 2 d unsud (GOD, bner" kga mikir lagi)

registrasi noh, cari kosan jg .
hmm, kosan kya.a asik .
ktmu anak" gila bernama nepong, mbenk, n sani .
sumpah kocak, tiap hari ada aja yg d omongin dan diketawain (hahay) .
dri mulai sling ngajarin, buka puasa bareng, ribut kalo mati lampu .
dan obrolan yg paling tdk prnah mmbosankan adlh komplain ttg fasilitas kosan .
kmer smpit, wc mampet, lntai kotor, dapur bau (ya scara tu epunya doyan jengkol, oh no ! )
tp ttep d jalanin jg (ya iyalah kita udah bayar, buu )

ospek, ktmu ank yg asik jg sehidup sepenyiksaan .
ya seru lah wlaupun kdang jayus nan garing .
ada elang yg tengil, candra+riska yg dewasa, gilang kuadrat yg kdang jayus, dwita+feny yg doyang ngrumpi, mita yg manis dan gataudah yg lain rda geje .
pndamping kita mas imam yg subhanallah alim . Hehe
pngalaman paling rempong dah mna lagi puasa, tp ttep asik donk .

libur lebaran ga krasa jg,
GOD aku jd mahasiswa (bangga jg, hehe)
mulai blajar tuh dgn brbgai dosen yg brbeda karakter, ada yg ontime bgt, ada yg geje bkin ngntuk, ada yg bkin tegang (bkn spesial cwo, mksud.a deg"an gtu), ada yg mlah crita alias curhat .
aneh" dah pko.a .

d kelas agrotek B nih,
td.a ga knal am anak".a, hmpir aja gue kya ank ilang dsitu tp untung.a ada ogi, wahyu, ganesa yg kita satu SMA d crbon .
tapi lama" dket juga am yg lain, yg pling seru ada nana, neng, nde, nisa, nurul, riri, vidi, ane, ijal, eja, adi, alvin, semi, elga, daus, fika, iin, hamdan, dan banyak lah (pegel ngetik.a scara ada 78 org, wow ! )
kocak bgt smua.a, awal.a emg krg kompak tp lama" bner" kya kluarga dri mulai bljr bareng, foto brg, maen futsal, dan jalan bareng yg nyesel bgt kga bsa ikut . Huhu :(
tp gapapa yg pnting ttep eksis dan hepi . Haha :D

oya, ada jg tmen" UKM, kan gue ikut bezper am agrica .
ya seru juga, d bezper masa jd anak dance (pdhl gatau tu bakat ada kga, XD )
d agrica nih, asik jg apalagi ada kk angktan yg gue suka, tp GOD ! dia mlah jdian am ce lain, hncur hatiku tp ya sudahlah . Heu

dan yg paling mndebarkan pasti.a saat UJIAN !
bljr mati"an tuh, ribet lah pko.a .
saking stres.a, gue nangis pas ujian makul PIE, glek !
dan alhasil (jeregjeng!) saat liburan smrter kita deg"an mnanti nilai yg kluar satu prsatu d SIA . ya Allah, bner" pngalaman prtma yg pling bkin panik .
tp alhamdulillah ip prdana lumayan ga malu"in org tua, hehe .
bisa ambil 24sks .
dan skg hari" pnantian tantangan d smester 2 .
pko.a hrus smangat dan hrus lbih baik dri sblm.a .

SALAM ALAY BUAT AGROTEK B .
KITA PALING GILA,
KITA PALING KOMPAK,
AKU SAYANG KALIAN :)